Jurnal Metode Pembelajaran

Selasa, 08 November 2011

METODE PEMBELAJARAN BASED LEARNING

Oleh: Annisa Rafika Sarinastiti*

(Pendidikan Teknik Busana UNY/ 11513244011)

Abstrak

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran, pendidik harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang. Based Learning adalah suatu metode pembelajaran kooperatif berdasarkan pada prinsip penggunaan permasalahan sebagai titik awal untuk penggadaan pengetahuan baru. Pendekatan pemecahan masalah ini menempatkan pendidik sebagai fasilitator dimana kegiatan belajar mengajar akan dititik beratkan pada keaktifan siswa, kegiatan belajar ini dapat mengasah kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep, menggunakan penalaran, memecahkan masalah, mengemukakan gagasan atau ide dan mampu bekerjasama.

Kata kunci: metode pembelajaran, based learning.

A. Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan pendidikan pada umumnya, yang menjadikan siswa menuju keadaan yang lebih baik. Pembelajaran dalam hal ini tidak dapat lepas dari peran guru sebagai fasilitator dalam penyampaian materi. Profesionalisme seorang guru sangatlah dibutuhkan guna terciptanya suasana proses belajar mengajar yang efisien dan efektif dalam pengembangan siswa yang memiliki kemampuan beragam. Pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.

Pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran yang artinya sebelum siswa belajar harus melalui sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang masalahnya bersifat tertutup dan terbuka. Oleh karena itu pada proses pembelajaran guru perlu meningkatkan kemampuan menjadi guru professional dan kreatif dalam mengembangkan kemampuan mengajar sehingga siswa dapat maksimal walaupun dalam kenyataannya guru-guru di Indonesia sebagian besar masih mempertahankan metode-metode pembelajaran lama. Kemampuan guru sebagai salah satu usaha meningkatkan mutu pendidikan, dimana guru merupakan elemen di sekolah yang secara langsung dan aktif bersinggungan dengan siswa, kemampuan yang dimaksudkan adalah kemampuan mengajar dengan menerapkan model pembelajarn yang tepat, efisien dan efektif.

Menurut UNESCO: “learning to know, learning to do, learning to be, and learning to live together“ siswa bukan hanya duduk diam dan mendengarkan. Siswa harus diberdayakan agar siswa tersebut mau serta mampu berbuat untuk memperkaya pengelaman belajar (learning to do). Interaksi antara siswa dengan lingkungannya menuntut mereka untuk memahami pengetahuan yang berkaitan dengan dunia sekitarnya (learning to know). Interaksi tersebut diharapkan siswa dapat membangun jati diri (learning to be). Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi akan membentuk kepribadian untuk memahami kebersamaan, bersikap toleransi terhadap teman (learning to live together). Untuk mencapai tujuan yang diatas dibutuhkan metode pengajaran yang sesuai, salah satunya adalah metode pembelajaran Based Learning. Based Learning adalah suatu metode pembelajaran kooperatif berdasarkan pada prinsip penggunaan permasalahan sebagai titik awal untuk penggadaan pengetahuan baru. Pendekatan pemecahan masalah ini menempatkan guru sebagai fasilitator dimana kegiatan belajar mengajar akan dititik beratkan pada keaktifan siswa, kegiatan belajar ini dapat mengasah kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep, menggunakan penalaran, memecahkan masalah, mengemukakan gagasan atau ide dan mampu bekerjasama. Proses pembelajaran yang mengikut sertakan siswa secara aktif secara individu maupun kelompok, akan lebih bermakna karena dalam proses pembelajaran siswa mempunyai lebih banyak pengalaman. Dengan pembelajaran dengan metode pembelajaran Based Learning siswa akan lebih kreatif.

B. Metode Pembelajaran Based Learning

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita mendengar percakapan seperti: “Kalau ada masalah, mari kita diskusikan bersama” atau “ Segala sesuatu akan dapat kita selesaikan dengan baik apabila kita diskusikan permasalahannya”. Dari percakapan tersebut, kita mendapat gambaran bahwa diskusi merupakan pembicaraan antara dua orang atau lebih untuk membicarakan suatu masalah dan menyelesaikannya.
Based learning merupakan strategi pengajaran dimana satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari 3-6 orang untuk mendiskusikan suatu topik atau memecahkan suatu masalah, bisa dilakukan didalam kelas atau di luar kelas. Dalam satu kelompok ini, mereka mempunyai tugas antara lain:

· Membantu memecahkan masalah yang dihadapi.

· Menampilkan saran-saran untuk mendiskusikan atau memecahkan masalah.

· Mendengarkan baik-baik dan menghargai sumbangan pikiran anggota-anggota lainnya.

· Mengembangkan pendapat atas dasar pendapat anggota lainnya.

Memecahkan masalah merupakan metode belajar yang mengharuskan pelajar untuk menemukan jawabannya. Metode ini dapat didasarkan pada penelitian, pengajaran proyek, pengajaran unit yang terintegrasi, pendekatan interdisipliner, pelajaran individual, dan pengajaran yang aktif. Setiap metode yang digunakan mempunyai tujuan untuk mendidik anak agar sanggup memecahakan masalah.

Langkah-langkah yang diikuti dalam pemecahan masalah, pada umumnya seperti yang telah dikemukakan oleh John Dewey, antara lain:

· Pelajar dihadapkan pada masalah.

· Pelajar merumuskan masalah itu.

· Pelajar merumuskan hipotesis.

· Pelajar menguji hipotesis tersebut.

Pada umumnya, yang hadir di ruang kelas adalah terjadinya pembelajaran tradisional yang dimana proses pembelajaran yang terjadi bersifat memusatkan pada guru,dengan menjadikan siswa sebagai objek pembelajaran dengan aktifitas utamanya untuk menghafal materi pelajaran, mengerjakan tugas dari guru, menerima hukuman apabila melakukan kesalahan, dan kurang mendapatkan penghargaan terhadap hasil kerjanya. Situasi pembelajaran seperti ini jika terus dipertahankan akan membawa dampak yang buruk bagi siswa, dimana kondisi ini akan memunculkan sikap kegagalan dan mempertahankan diri. Siswa akan merasa apa yang mereka kerjakan bukan merupakan apa yang mereka inginkan. Jika terjadi sesuatu di luar keinginan siswa, maka dia akan berusaha untuk berbohong atau menutupi apa yang mereka rasakan dan alami dalam kegiatan pembelajaran.
Based learning ini menawarkan sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran dengan berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak siswa. Tiga strategi utama yang dapat dikembangkan dalam based learning adalah:

1. Menciptakan lingkungan belajar yang menantang kemampuan berpikir siswa. Dalam setiap kegiatan pembelajaran, sering-seringlah guru memberikan soal-soal materi pelajaran yang memfasilitasi kemampuan berpikir siswa dari mulai tahap pengetahuan sampai tahap evaluasi. Soal-soal pelajaran dikemas semenarik mungkin, misalnya melalui teka-teki, simulasi games, agar siswa dapat terbiasa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam konteks pemberdayaan potensi otas siswa.

2. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan. Hindarilah situasi pembelajaran yang membuat siswa merasa tidak nyaman dan tidak senang terlibat didalamnya. Lakukan kegiatan pembelajaran dengan diskusi kelompok yang diselingi dengan permainan-permainan menarik, dan upaya-upaya lainnya yang mengeliminasi rasa tidak nyaman pada diri siswa. seseorang akan belajar dengan segenap kemampuan apabila dia menyukai apa yang dia pelajari dan dia akan merasa senang terlibat didalamnya.

3. Menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa. Siswa sebagai pembelajar dirangsang melalui kegiatan pembelajaran untuk dapat membangun pengetahuan mereka melalui proses belajar aktif yang mereka lakukan sendiri. Bangun situasi pembelajaran yang memungkinkan seluruh anggota badan siswa beraktivitas secara optimal, misal mata siswa digunakan untuk membaca dan mengamati, tangan siswa bergerak untuk menulis, kaki siswa bergerak untuk mengikuti permainan dalam pembelajaran, mulut siswa aktif bertanya dan berdiskusi, dan aktivitas produktif anggota badan lainnya.

Selain itu alasan menggunakan metode based learning adalah:

1. Meningkat pendidikan untuk semua siswa.

2. Mengubah pola mengajar dari memberitahu ke melakukan.

3. Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan membuat keputusan sendiri.

4. Memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi tentang bagaimana mereka akan menemukan jawaban pertanyaan atau memecahkan masalah.

5. Memungkinkan siswa melek teknologi.

6. Melengkapi siswa dengan keterampilan dan rasa percaya diri untuk sukses pada kompetisi global.

7. Mengajarkan inti kurikulum dengan cara interdisiplin.

Biasanya, based learning digunakan oleh seorang guru ataupun dosen ketika mengajarkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, pertanyaan menarik minat siswa, bila melatih siswa menjadi pembelajar yang madiri, serta pertanyaan mempunyai kemungkinan jawaban lebih dari satu.
Contoh metode based learning: Guru memberikan suatu studi kasus mengenai kondisi suatu daerah tertentu yang kekurangan gizi sehingga menyebabkan rendahnya produksi pada daerah tersebut, maka para siswa diminta untuk menyelesaikan dua masalah yang saling berkaitan itu dengan mempertimbangkan kondisi daerah itu secara keseluruhan termasuk soal keuangan, kelembagaan dan sumber-sumber lainnya yang tersedia bagi pembangunan.

C. Ciri-ciri Metode Based Learning

1. Mengorientasikan siswa kepada masalah autentik.

2. Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, keterampilan intelektual, dan belajar berbagai peran orang dewasa dengan terlibat dalam pengalaman nyata/simulasi.

3. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.

4. Penyelidikan autentik.

5. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.

6. Menghindari pembelajaran terisolasi dan berpusat pada guru.

7. Menciptakan pembelajaran interdisiplin, berpusat pada siswa dalam jangka waktu lama.

8. Terintegrasi dengan dunia nyata dan pengalaman praktis.

9. Mengajarkan kepada siswa untuk mampu menerapkan apa yang mereka pelajari di sekolah dalam kehidupannya yang panjang.

10. Pembelajaran berpusat pada siswa.

11. Pembelajaran terjadi pada kelompok kecil.

12. Guru berperan sebagai tutor dan pembimbing.

13. Masalah diformulasikan untuk memfokuskan dan merangsang pembelajaran.

14. Masalah merupakan kenderaan untuk pengembangan keterampilan pemecahan masalah.

15. Informasi baru diperoleh lewat belajar mandiri.

D. Tujuan Metode Based Learning

1. Mengembangkan pengetahuan, tentang apakah yang dilakukan dan bagaimana melakukan hal tersebut.

2. Mengembangkan sikap, tentang kemauan untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajari.

3. Mengembangkan keterampilan, tentang abilitas untuk dapat menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh melalui proses latihan pada pekerjaan tertentu.

4. Melatih siswa berpikir tingkat tinggi dan pemecahan masalah.

5. Melatih siswa menjadi pebelajar yang mandiri (self regulated learning).

6. Memperluas pandangan.

7. Siswa didorong menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah.

8. Siswa mamapu menyatakan pendapatnya secara lisan. Hal itu melatih kehidupan yang demokratis.

9. Memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar berparisipasi dalam pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah bersama.

10. Mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan, dan menyimpulkan pada diri siswa.

11. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan konsep diri yang lebih positif.

12. Membantu mengembangkan kepemimpinan.

13. Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat.

14. Mengembangkan rasa sosial, karena siswa bisa saling membantu dalam memecahkan soal.


Sementara itu, guru mempunyai peran sebagai berikut:

1. Mengajukan masalah otentik/ mengorientasikan siswa/mahasiswa kepada masalah.

2. Memfasilitasi/ membimbing penyelidikan pada saat pengamatan atau eksperimen.

3. Memfasilitasi dialog antara siswa.

4. Mendukung belajar siswa.

5. Memberikan instruksi verbal kepada siswa untuk membantu siswa memecahkan masalah. Instruksi verbal maksudnya ialah membimbing atau menjuruskan pemikiran pelajar itu ke arah tertentu.

E. Kelebihan dan Kekurangan Metode Based Learning

· Kelebihan Metode Based Learning:

1. Metode ini memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pendapat.

2. Menguntungkan para siswa yang lemah dalam pemecahan masalah, karena pemecahan masalah dilakukan oleh kelompok biasanya lebih tepat dan cepat daripada memecahkan masalah secara perseorangan.

3. Meningkatkan kemungkinan siswa berpikir kritis.

4. Dapat mengembangkan rasa kepemimpinan.

5. Siswa dapat belajar memehami siswa lain karena pendapat setiap siswa selalu berbeda.

6. Dapat saling membantu dalam memecahkan masalah.

7. Meningkatkan keakraban antar siswa.

8. Membuat siswa lebih aktif.

9. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

10. Menimbulkan ide-ide baru.

· Kelemahan Metode Based Learning:

1. Metode ini tidak menjamin penyelesaian, sekalipun kelompok setuju atau membuat kesepakatan, sebab keputusan yang dicapai belum tentu akan dilaksanakan.

2. Seringkali didominasi oleh seorang atau beberapa orang anggota diskusi dan menyebabkan orang yang tidak berminat hanya sebagai penonton.

3. Kadangkala, terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.

4. Seringkali anggota kelompok mencoba mendominasi pembicaraan, sedangkan anggota lainnya mungkin segan untuk ikut berpartisipasi.

5. Model pembelajaran Based Learning biasa dilakukan secara berkelompok membuat siswa yang malas semakin malas.

6. Siswa merasa guru tidak pernah menjelaskan karena model pembelajaran ini menuntut siswa yang lebih aktif.

F. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas bahwa pembelajaran Based learning merupakan strategi pengajaran dimana satu kelas dibagi beberapa kelompok, kemudian diberi masalah dan siswa bersama-sama memecahkan masalah tersebut, namun dalam setiap pembelajaran memiliki kelemahan dan kekurangan. Dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk aktif. Selain itu Based Learning adalah suatu metode pembelajaran kooperatif berdasarkan pada prinsip penggunaan permasalahan sebagai titik awal untuk penggadaan pengetahuan baru.

Dari pembelajaran Based Learning ini dapat disarankan bahwa dari kelemahan dan kelebihanya siswa diharapkan mampu untuk:

· Belajar mengemukakan pendapat atau berbicara.

· Mengasah siswa untuk mencari ide-ide.

· Belajar untuk memahami pendapat dan diharapkan lebih mengerti dengan penjelasan teman atau kelompok.

0 komentar:

Posting Komentar