Proses-Proses Produksi Busana Industri

Minggu, 28 September 2014


PROSES PRODUKSI ( Production Procces )

  1. Pengertian Proses Produksi
      Proses produksi adalah urutan atau usaha yang dilakukan untuk menghasilkan produk (baru) yang telah direncanakan yang berasal dari pengolahan satu atau lebih bahan dasar atau bahan baku.




  1. Proses Produksi Busana Industri
1.      Pattern Maker
      Tugas utama dari bagian ini adalah membuat dan menggandakan pola, serta menyusun panel dalam marker untuk mengoptimalkan efisiensi penggunaan fabrics. Pada saat order baru datang, bagian ini menerima detail order dan mini marker dari buyer ( hanya buyer tertentu yang memberikan mini marker ). Mesin Gerber Garment Technology (GGT) akan melakukan editing mini marker ntuk mendapatkan efisiensi yang lebih baik dari marker tersebut. Dengan efisiensi yang optimal maka konsumsi material juga akan lebih optimal, selama masih dalam batas toleransi dan allowance. Biasanya efisiensi marker berkisar 75 –80%. Jika buyer tidak memberikan mini marker, mesin Gerber akan membuat marker sendiri dengan spesifikasi dari buyer. Mini marker biasanya dicetak dalam kertas A4 dan didistribusikan ke bagian cutting. Cutting akan menyusun cutting list, material consumption, spreading report dan material report. Setelah mini marker disetujui oleh pimpinan cutting dan menerima material consumption dari cutting, pola dicetak dengan marker yang berukuran aktual dengan mesin GG.

a)      Macam-macam Marker Layout
                                    Gambar 1. Nap One Way

               Spread : Face One Way, Nap One way (for high Quality)




                                           Gambar 2. Nap Either Way
  
                               Spread : Face One way, Nap Up and Down


                                        Gambar 3. Open, Nap Either Way

                                   Spread : Face to face, Nap Up and Down


2.      Sample Room
      Bagian ini mempunyai tangung jawab dalam membuat sample produk garmen sebelum masuk ke bagian produksi. Sample room bersifat independen karena bagian lain tidak terlibat dalam proses pembuatan sample ini.
      Setelah menerima original sample dari buyer bagian ini akan membuat sample dengan menggunakan fabrics yang karakteristiknya mirip dengan material sesungguhnya, sample ini disebut counter sample yang kelak akan didiskusikan dengan buyer. Setelah buyer setuju kemudian bagian ini membuat Pre Production Sample (PPS) dengan menggunakan fabrics sesuai spesifikasi dari buyer. PPS ini kemudian didstribusikan ke Marketing, representative buyer, maupun ke buying agent. Dari PPS ini sample room akan menentukan proses kritikal, flow proses, jenis mesin dan aksesories maupun attachment yang digunakan dengan koordinasi dengan bagian Industrial Engineering.

3.      Cutting

      Bagian ini merupakan bagian pertama dalam proses produksi yang mempunyai job utama memotong material meliputi : fabrics, lining atau interlining untuk dijadikan panel yang siap untuk dilakukan proses penjahitan. Perlakuan dan teknik pemotongan setiap fabrics bervariasi tergantung dari karakteristik fabrics. Maka dari itu pada bagian ini diperlukan skill operator yang bagus dan mempunyai keahlian yang diatas standar. Dalam melakukan pekerjaannnya bagian ini berkerjasama dengan planning , sample room dan pattern maker.

Proses penerimaan material berupa fabrics di bagian ini dimulai dengan proses transfer material dari gudang fabrics yang berada di bagian terpisah. Setelah menerima barang dari gudang tersebut, akan dilakukan beberapa tahapan proses diantaranya :
-          Spreading : fabric digelar secara manual atau dengan alat bantu berdasarkan karakteristik fabrics.
-          Cutting : fabrics dipotong sesuai dengan pola menjadi beberapa panel.
-          Repinning : menyusun kembali panel yang sudah dipotong ke dalam beberapa block, perlakuan ini dikhususkan fabrics dengan corak bergaris atau kotak .
-          Numbering : penomoran atau pemberian kode pada setiap panel, dengan tujuan untuk menghindari permasalahan di proses selanjutnya pada saat penggabungan panel, misalnya : jika dijumpai warna belang , corak tidak sesuai dll.
-          Bundling : melakukan proses pengelompokkan panel berdasarkan tipe fabrics, ukuran, warna dan jumlah dengan tujuan untuk mengontrol masing masing panel pada saat dijahit.
-          Ironing : menyetrika interlining sebelum proses fusing dan mengabungkan dengan fabrics. Tujuan proses ini adalah untuk merekatkan dan menempelkan interlining pada panel.
-          Fusing : memanaskan dan mengepres panel dan interlining, dilakukan setelah panel fabrics dan interlining di setrika dan diberi kode. Tujuannya adalah memperkuat daya rekat interlining terhadap panel.
-          Embroidery : secara umum bordir adalah merek atau label dari buyer yang direkatkan pada panel. Biasanya proses ini dilakukan oleh sub contractor.
-          Sloper : Mengepaskan / Refitting panel terhadap proses pola.
-          Loading ke sewing : mengirim potongan panel dan komponennya dalam bundle ke bagian sewing .

4.      Sewing
      Merupakan bagian produksi setelah cutting yang melakukan proses pembuatan garmen dengan menggabungkan beberapa panel menjadi sebuah produk berupa baju, shirt, skirt, dress, pants, vest, skort, jacket atau produk garmen lain yang sesuai dengan spesifikasi detail yang sudah ditetapkan dengan buyer. Sewing merupakan proses utama dari keseluruhan proses produksi garmen dan terdiri dari beberapa operasi yang memerlukan karyawan banyak.
-          Sewing bekerja sama dengan Planning memberikan Detail Order (DO) termasuk comment dari buyer.
-          Planning memberikan material requesition (MR) yang memuat materi yang dibutuhkan.
-          Planning memberikan seluruh informasi dari buyer ke bagian sewing berupa comment atau tambahan informasi mengenai sample. Dan sample yang telah disetujui oleh buyer tersebut menjadi referensi bagi sewing.
-          Panel yang telah dipotong dan di beri fusing di transfer ke bagian sewing dan dilakukan per style atau per lot untuk menghindari tercampurnya panel satu jenis dengan jenis lainnya.
-          PPS atau pilot adalah contoh garmen yang dibuat oleh line pilot atau supervisor atau berdasarkan sample yang telah disetujui buyer. Tujuan dibuatnya PPS adalah untuk menemukan kesulitan saat menjahit, menentukan time study, menentukan work study , keakuratan spesifikasi ukuran , dan sebagai petunjuk untuk membuat pre lay out mesin.
-          Pengecekkan PPS / Pilot dilakukan oleh kepala departemen sewing, sample room dan QC buyer. Masing masing pihak tersebut memberikan informasi tambahan, menentukan proses kritikal dan memberikan solusi atau metode kerja yang benar berkenaan dengan tingkat kesulitan produk yang akan dibuat.
-          Bagian Industrial Engineering akan terlibat dalam proses tersebut dengan memberikan gambaran mengenai hasil time study dan method study serta lay out mesin. Setelah semua proses tersebut dilalui, manajer sewing akan memberikan keputusan bahwa proses produksi massal segera dimulai.


5.      Finishing
      Merupakan bagian terakhir dari urutan proses produksi yang mempunyai tugas utama memastikan bahwa produk yang akan dikirim dalam keadaan yang baik dan sempurna dari segi mutu, penampilan dan kesesuaian dengan spesifikasi pengepakkan yang telah ditentukan oleh buyer. Tahapan proses yang pada umumya dilakukan oleh beberapa produsen garmen adalah:
-          Bahan baku dalam proses finishing berupa brand label, price tag ditransfer dari store dan dilakukan pencatatan.
-          Button hole process menggunakan mesin button hole dimana ukuran lobang disesuaikan dengan spesifikasi ukuran yang ditentukan buyer.
-          Attach button adalah proses memasang kancing dengan button stitch machine.
-          Attach shoulder pad, hanya style tertentu yang menggunakan shoulder pad, tergantung dari design. Proses ini menggunakan mesin bartack atau button stitch machine yang dimodifikasi.
-          Trimming, membuang semua sisa benang yang masih menempel pada garmen. Ada juga garmen yang dilakukan proses pembersihan kotoran berupa debu, sisa benang, sisa fabrics dengan menggunakan blower.
-          Metal Detector, memasukkan produk garmen kedalam alat untuk memindai adanya logam atau komponen yang tidak diinginkan yang membahayakan customer misalnya: patahan jarum jahit. Proses ini merupakan proses sampling dan bersifat optional .
-          Ironing, atau proses setrika dilakukan dengan menggunakan 2 metode yaitu :
a.       Melakukan kontak setrika langsung dengan garmen contohnya yang terbuat cotton.
b.      Steam iron, dengan menggunakan uap panas untuk menghindari kekerutan fabrics misalnya viscose.
o   Khusus garmen yang terbuat dari soft fabric yang mudah kerut, proses penyetrikaan dilakukan setelah ditransfer dari sewing sebelum pembuatan lubang kancing,
o   Memasang identitas produk garmen berupa :
1)      Price tag , label harga jual garmen di toko atau retail.
2)      Hang Tag , memuat merk atau logo produsen .
3)      Brand label atau label yang memuat lambang atau logo atau merek.
-          Garmen dilipat secara manual sesuai dengan detail dari buyer dan tidak semua produk garmen dilipat karena ada garmen yang digantung dengan memakai hanger.
-          Polybag, garmen dimasukkan ke dalam kantung plastik untuk menghindari debu dan pemasangan stiker di polybag.
-          Produk akhir / finish good siap dikirim ke packing untuk dipack dengan kardus.

      Peranan bagian Quality Control di area finishing biasanya dilakukan setelah proses trimming atau proses setelah pamasangan label sebelum masuk ke polybag.
      Fungsi QC lebih cenderung sebagai penjamin mutu barang sebelum dikirim ke packing atau sebagai Quality Assurance. Dalam setiap line di finishing ditempatkan seorang QC operator untuk menjamin kualitas garmen yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan buyer.
6.      Quality Control
Beberapa job description dari bagian pengawasan kualitas ini adalah:
Melakukan koordinasi dengan perwakilan buyer ketika order datang dalam hal memastikan kualitas produk garmen.Menerima dan melakukan inspeksi bahan baku ( fabrics dan benang ). Melakukan pemeriksaan production pilot dan produk dari produksi massal. Biasanya QC akan memproduksi beberapa produk sebagai sample dan membandingkannya dengan PPS, jika production pilot memiliki hasil produksi yang bagus baru produksi massal dapat dimulai. Biasanya ada beberapa sub dari bagian ini:
QC in line QC atau Roving QC adalah personel QC yang berada di setiap line dan melakukan pengecekkan di setiap operasi sewing.
QC end line, adalah personel QC yang berada di ujung proses sewing line dan memeriksa satu bagian produk garmen secara keseluruhan. Jika dijumpai cacat produk atau defect akan dikembalikan ke sewing line dengan segera untuk dilakukan perbaikan.




Quality Assurance, sub bagian ini di beberapa perusahaan ada yang berdiri sendiri atau dibawah bagian QC. Biasanya QA ada di bagian Finishing dan berkordinasi dengan QC line.




C. Karakterisitik Busana Industri
      Busana industri adalah pakaian yang dibuat secara massal untuk dijual dalam keadaan siap pakai. Busana industri tidak diukur menurut pesanan perorangan, tetapi menurut ukuran yang sudah ditentukan atau menggunakan ukuran standar (S, M, L, XL), dijahit dalam partai besar, pengerjaan dan penyelesaian jahitan 100% menggunakan mesin industri, proses penjahitan atau sewing dilakukan sesuai alur yang sudah ditentukan. Di dalam industry garmen pengerjaan dalam sehari mampu mencapai 1000 pcs atau lebih.

Gamis Songket

Gamis Songket
Bahan : Songket & Satin
By : Annisa Rafika Sarinastiti