Trend 2014 Cardiomind

Jumat, 30 Mei 2014


By : Annisa Rafika Sarinastiti
Cardiomind - Matrix
Trend 2014
Bahan : Satin Bridal - Kulit Sintetis




Cara Menggambar Karakter Wajah dan Pose Tubuh

Minggu, 11 Mei 2014

KARAKTER WAJAH
1.     Wajah Asia
Ciri-ciri wajah Asia, yaitu:
1.     Relative membulat, jika dagunya meruncing tidak membentuk sudut
2.   Perona pipi ( blash on) menyebar rata, sehingga tidak menonjolkan tulang rahang/ tulang pipi
3.     Alis tipis melengkung datar mengarah keatas
4.     Mata sipit dengan sudut luar mengarah keatas tanpa lipatan kelopak mata
5.     Bola mata berwarna gelap
6.     Earliner atas lebih gelap dengan bulu mata pendek nyaris tidak kelihatan
7.     Kuping hidung datar dengan shading samar-samar
8.     Bibir tipis
9.     Kulit cenderung kuning atau ocher
10  Rambut lurus warna gelap

2.     Wajah Eropa
Ciri-ciri wajah Eropa, yaitu:
1.     Cenderung bersudut dengan rahang tajam
2.     Alis melengkung datar cenderung bersudut
3.     Jarak mata dan alis cenderung dekat
4.     Ukuran mata sedang dengan lipatan kelopak mata
5.     Bulu mata panjang, lentik dan rata
6.     Bola mata berwarna terang dengan earliner lebih tua disbanding bola mata
7.     kuping hidung tajam dengan shading tulang hidung jelas
8.     Bibir berukuran sedang cenderung bersudut
9.     Perona pipi memunculkan efek tulang pipi
10.  Warna kulit mengarah ke salmon
11.Rambut berwarna terang

3.     Wajah Afrika (Afro)
Ciri-ciri wajah Afrika (Afro), yaitu:
1.     Cenderung bulat dengan tulang-tulang wajah tampak menonjol ekstrim
2.     Alis melengkung tinggi
3.     Jarak mata dengan alis jauh
4.     Kelopak mata lipatannya jelas dan tebal
5.     Bola mata berwarna gelap
6.     Earliner wanra gelap dengan bulu mata panjang, lentik namun jarang
7.     Hidung dengan tulang cuping datar dengan shading tulang hidung samar-samar
8.     Perona pipi lebih menonjolkan tulang pipi
9.     Bibir tebal membulat
10.  Kulit gelap cenderung coklat tua atau hitam
11.    Rambut keriting
POSE TUBUH

Macam-macam Pose          :
1. POSE STANDAR
Pose dalam ilustrasi mode yang digunakan untuk busana kerja, busana siap pakai, maupun busana sehari – hari
2. POSE FEMININ
Pose dalam ilustrasi modeyang digunakan untuk busana pesta, kebayaatau busana daerah serta busana – busana dengan stell interli
3. POSE MASKULIN
Pose dalam ilustrasi mode yang digunakan untuk busana casual unik, busana dengan stell ekstrim seperti harazuku, pank, under grow, serta busana – busana dengan karakter maskulin

Kriteria Pembuatan      :
1.       Pose standar : Kebanyakan wajah tampak depan, tidak mendongak kaki segaris (tidak terbuka) gerak jari tidak dilentikan
2.       Pose feminine : Kebanyakan wajah agak menunduk, mata agak tertutup, jari dilentikan, kaki sedikit terbuka
3.       Pose maskulin : wajah mendongak keatas, tangan dipinggang, kaki ekstrim (dibuka), posisi kaki tumpuan (lebih tinggi atau panggul)
4.       Kaki tumpuan
Memiliki posisi yang mendekati sumbu imajiner (garis sumbu) atau minimal sejajar dan pada umumnya memiliki posisi panggul yang lebih tinggi dibandingkan dengan panggul yang bebas.
5.       Garis imajiner

Garis yang tidak perlu digambar yang melewati tengah leher atau pusat dengan posisi vertikal, sejajar vertikalnya tepi bidang gambar. 

Pengetahuan Tekstil

PENGETAHUAN TEKSTIL
Tekstil adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya. Dari pengertian tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan/produk tekstil meliputi produk serat, benang, kain, pakaian dan berbagai jenis benda yang terbuat dari serat. Pada umumnya bahan tekstil dikelompokkan menurut jenisnya sebagai berikut:
  1. Berdasar jenis produk/ bentuknya: serat staple, serat filamen, benang, kain, produk jadi (pakaian/ produk kerajinan dll).
  2. Berdasar jenis bahannya: serat alam, serat sintetis, serat campuran.
  3. Berdasarkan jenis warna/motifnya: putih, berwarna, bermotif/bergambar.
  4. Berdasarkan jenis kontruksinya: tenun, rajut, renda, kempa. benang tunggal, benang gintir.
Pengetahuan tentang jenis dan sifat serat tekstil sangat diperlukan untuk mengenali, memilih, memproduksi, menggunakan dan merawat berbagai produk tekstil seperti serat, benang, kain, pakaian dan tekstil lenan rumah tangga lainnya. Karakteristik dan sifat bahan tekstil sangat ditentukan oleh karakteristik, sifat serat penyusunnya serta proses pengolahannya seperti dari serat dipintal menjadi benang, dari benang ditenun menjadi kain kemudian dilakukan proses penyempurnaan hingga menjadi produk jadi. Oleh karena itu untuk memahami lebih jauh tentang bahan tekstil diperlukan pengetahuan tentang karakteristik dan sifat berbagai jenis serat dan teknik pengolahannya menjadi bahan tekstil.
Karakteristik dan sifat serat menentukan proses pengolahannya baik dari sisi pemilihan peralatan, prosedur pengerjaan maupun jenis zat-zat kimia yang digunakan. Selama proses pengolahan tekstil sifat-sifat dasar serat tidak akan hilang.
Syarat-syarat jenis serat agar dapat diolah menjadi produk tekstil adalah sebagai berikut :
1. Perbandingan panjang dan lebar yang besar
2. Kekuatan yang cukup
3. Fleksibilitas tinggi
4. Kemampuan Mulur dan elastis
5. Cukup keriting agar memiliki daya kohesi antar serat
6. Memiliki daya serap terhadap air
7. Tahan terhadap sinar dan panas
8. Tidak rusak dalam pencucian
9. Tersedia dalam jumlah besar
10. Tahan terhadap zat kimia tertentu
Pemilihan kualitas bahan tekstil pada umumnya dilakukan dengan metode:
1.   Metode uji sensoris
Metode ini biasanya dilakukan oleh konsumen tekstil (masyarakat umum) ketika membeli bahan tekstil dari toko, pasar, pedagang atau lainnya. Dalam memilih bahan tekstil biasanya konsumen melakukan dengan cara dilihat, dipegang, diraba, diremas, diterawang, dibentang dan lainya yang hanya mengandalkan kemampuan panca indera manusia. Disamping itu biasanya konsumen juga melihat berdasar struktur harga (semakin mahal semakin baik), merk yang telah dikenal dan lainnya. Validitas metode uji sensoris ini sangat tergantung pada pengalaman si konsumen
2.   Metode uji teknis/ laboratories
Metode ini dilakukan oleh para produsen (industri), pedagang, akademisi dan pelajar untuk menentukan kualitas bahan tekstil. Metode uji teknis/laboratories ini memerlukan peralatan pengujian, standar pengujian, ruang pengujian di samping kemampuan panca indera. Untuk pengujian teknis ini dibedakan menjadi pengujian secara fisika dan pengujian secara kimia. Hasil pengujian teknis ini dapat dipertanggungjawabkan dan memiliki tingkat validitas yang tinggi serta memenuhi standar-standar kualitas (SII/SNI, ISO, JIS, ASTM, AATCC dll) yang berlaku pada tingkat lokal, nasional dan internasional






1. Jenis-jenis Serat
Pada dasarnya serat tekstil berasal dari tiga unsur utama, yaitu serat yang berasal dari alam(tumbuh-tumbuhan dan hewan), serat buatan(sintetis) dan galian (asbes, logam).
a. Serat alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan antara lain: kapas, lenan, rayon, nenas, pisang. Serat alam yang berasal dari hewan yakni: dari bulu beri-beri, adapun bahan yang berasal dari serat tersebut adalah bahan wol.sedangkan serat dari ulat sutra menghasilkan bahan tekstil sutra
b. Serat buatan (termoplastik) bahan tekstil yang berasal dari serat buatan ini adalah berupa Dacron, polyester, nylon.
c. Serat galian
Serat galian adalah yang berasal dari dalam tanah.contoh asbes dan logam, benang logam.bahan asbes banyak digunakan untuk sumbu kompor minyak tanah, untuk mengisi aneka bunga yang berasal dari bermacam-macam bahan tekstil seperti: stoking, nylon, tula dan bahan rajutan.
Serat logam lebih banyak digunakan untuk membuat bermacammacam jenis benang, seperti, benang emas, benang perak, tembaga, aluminium, selain itu ada pula benang logam yang dilapisi dengan plastik.
Apabila benang logam tersebut akan di tenun, sebaiknya di gabung dengan benang dari bahan lain. Hal ini disebabkan benang logam tersebut memiliki sifat kaku dan sukar dipelihara.
Benang logam ini banyak ditemukan pada bahan tekstil seperti:borkat, lame, tenunan songket yang ditemukan diseluruh daerah Indonesia antara lain: songket pandai sikek, songket silungkang, songket kubang, songket palembang, songket Kalimantan, songket jambi dll.


2. Sifat bahan tekstil
a. Katun
Sifat-sifat bahan katun adalah bersifat hidroskopis atau menyerap air, mudah kusut, kenyal, dalam keadaan basah kekutannya bertambah lebih kurang 25%, dapat disetrika dalam temperatur panas yang tinggi, katun lenan tersebut mengandung lilin, oleh sebab itu tidak perlu dikanji. Katun lenan ini tidak tahan chloor. Sementara rayon lebih licin dan mengkilap, tidak menghisap debu dan kotoran, karna kotoran itu melekat hanya pada permukaan bahan saja. Sedangkan sintetis sifatnya tidak jauh berbeda dengan katun lainnya
b. Wol
Bahan wol memiliki sifat sangat kenyal hingga tidak mudah kusut, bila wol dipanaskan ia akan menjadi lunak karena kenyalnya berkurang. Wol mengikat, panas, karena serabut wol keriting. Udara dalam pori-pori wol bertahan, bila dipakai dapat mengantarkan panas, wol tidak tahan akan nyengat.
c. Sutera
Bahan sutera memiliki sifat lembut, licin dan berkilap, kenyal dan kuat. Dalam keadaan basah sutera berkurang kekuatannya 15%. Bahan sutera tahan ngenyat, banyak menghisap air dan bila dipergunakan memberi rasa sejuk.
d. Dacron, Polyester dan Nylon
Bahan tekstil ini apabila dicuci cepat menjadi kering, tidak kusut jadi tidak perlu di setrika, kuat dan tahan lama dipergunakan, lebih tahan panas.
e. Brokat, lame dan songket

Bahan tekstil/ busana yang berasal dari brokat, lame dan songket ini mudah berubah warna, tidak mudah kusut, kurang menyerap air, tidak tahan temperatur setrika yang tinggi.